Pages

Rabu, 12 Oktober 2011

Cara Orang Jepang Selamat dari Gempa


VIVAnews - Bencana gempa yang terjadi secara terus-menerus di Indonesia seharusnya cukup untuk menyadarkan masyarakat, betapa rentannya wilayah kita terhadap bencana.

Kita harus lebih waspada. Tak ada salahnya kita belajar dari Jepang, negara yang terlalu sering diguncang gempa, memiliki lebih dari 100 gunung api, dan dihajar topan tiap tahunnya. Hidup dalam ancaman kematian adalah kodrat masyarakat Jepang.


Namun, mereka tak menyerah. Pengalaman menghadapi bencana dahsyat dan kesadaran adanya ancaman gempa membuat pemerintah dan masyarakat negara matahari terbit itu melakukan persiapan menghadapi bencana yang lebih baik dari negara lain.

"Jaman dulu, kondisi Jepang seperti Asia Tenggara ketika diterjang bencana," kata Guru Besar Universitas Gunma, sekaligus kepala laboratorium penelitian bencana, Profesor Toshitaka Katada, seperti dimuat laman Manila Bulletin
.

"Ribuan orang tewas setiap tahun. Itu terus terjadi sampai sekitar 50 tahun lalu," tambah dia.

Pemerintah Jepang lalu bertindak. Sejak bencana angin topan 1959 yang menewaskan 5.000 orang, angka kematian turun menjadi ratusan dan bahkan belasan. Perkecualian, bencana gempa di Kobe tahun  1995 yang menewaskan 6.400 orang.

Pasca bencana Kobe, kewaspadaan dan kesiagaan makin ditingkatkan. "Pemerintah selalu berusaha melindungi warga dari bencana, sebagai wujud pertanggungjawaban negara," kata dia.

Bentuk pertanggungjawaban juga diwujudkan dengan membangun tanggul di sungai-sungai, dan membangun tembok pelindung banjir dan longsor, bahkan tsunami.

Tak hanya itu, pelatihan bencana dilakukan secara serius. "Sekitar 795.000 orang, termasuk perdana menteri, ikut dalam simulasi bencana tiap tanggal 1 September, di hari yang sama pada tahun 1923 terjadi gempa dahsyat Kanto yang menewaskan 140.000 orang di Tokyo," tambah Katada.

Jepang punya sistem peringatan dini paling baik di dunia. Selain itu, pemerintahan yang baik dan penegakan hukum juga jadi faktor krusial yang menyelamatkan jiwa masyarakat Jepang. Maksudnya?

"Kemungkinan kecil gedung sekolah atau rumah sakit rubuh saat gempa.  Sebab, fasilitas publik dibangun tanpa ulah nakal dan korupsi para penyelenggara negaranya."



Berikut cara orang Jepang menyelamatkan diri dari gempa, yang tentu saja patut kita tiru:
1. Masyarakat Jepang rajin melakukan pelatihan bencana. Di dekat pintu, mereka mempersiapkan ransel yang berisi air botolan, makanan kering atau makanan kalengan, obat-obatan P3K, uang tunai, pakaian kering, radio, senter, dan beberapa baterai pengganti.

Masyarakat bisa menambahkan suplemen, kacamata, obat-obatan khusus, atau makanan bayi dalam tas khusus mereka. Alat-alat penyelamatan gempa bahkan dijual di supermarket.

2. Pelatihan menghadapi bencana dilakukan secara rutin, bahkan dijadikan mata pelajaran khusus di sekolah-sekolah dasar.

3. Kekayaan Jepang sebagian diinvestasikan untuk membangun gedung dan infrastruktur tahan gempa. Mahal memang, tapi menurut ahli, kebijakan ini terbukti telah menyelamatkan ribuan jiwa.

4. Pemerintah daerah atau pemerintah lokal dilatih secara khusus untuk mengumumkan terjadinya bencana dan melakukan evakuasi secara cepat. Mereka juga dilatih untuk mendistribusikan makanan dan selimut di tempat-tempat penampungan.

5. Masyarakat Jepang tahu mereka harus melindungi kepala dengan meja yang kuat, agar tidak kejatuhan benda-benda keras. Lalu, di bawah lindungan meja, itu, dengan cepat mereka mematikan aliran gas, dan memastikan pintu tetap terbuka untuk mengurangi resiko terjebak di antara reruntuhan.

6. Penduduk Jepang dianjurkan menyimpan sepatu di bawah tempat tidur dan sepeda di halaman. Sepatu untuk mengamankan kaki dari pecahan kaca. Sedangkan sepeda adalah alat transportasi yang paling tepat saat gempa.

7. Masyarakat Jepang mengaktifkan peringatan gempa di telepon genggamnya. Anak-anak di sekolah memiliki pelindung kepala tahan api di mejanya masing-masing. Tak hanya itu, simulator gempa canggih juga digunakan untuk membiasakan anak-anak dengan getaran gempa.

8. Pemerintah Jepang memastikan pusat energi nuklir dan kereta listrik akan mati secara otomatis ketika bumi bergetar dalam batas tertentu.



(VIVAnews-Elin Yunita Kristanti)



Semoga Indonesia meniru Jepang yang sama-sama sebagai negara yang rawan bencana

0 komentar:

Posting Komentar

 
Copyright 2011 MAZARIQ. Powered by Blogger
Blogger by Blogger Templates WP by Wpthemescreator